Categories
Resensi Video

Bahaya-bahaya Kecerdasan Buatan Menurut Yuval Noah Harari

Sadarkah Anda, jika saat ini Kecerdasan Buatan (AI), telah berhasil meretas dan masuk ke dalam sistem operasi budaya manusia?

Sejak dirilisnya ChatGPT, terlepas dari berbagai macam kelebihan dan kemudahan yang bisa kita manfaatkan, rupanya salah satu kemampuan dasar AI mengancam kebudayaan bahkan eksistensi historis manusia. Bagaimana bisa?

Hal tersebut diungkapkan oleh Yuval Noah Harari penulis buku-buku laris Sapiens, Homo Deus, dan 21 Lessons for 21 Century, di hadapan forum Frontier. Pidato yang diunggahnya di kanal pribadinya itu mengungkapkan berbagai macam bahaya dari berkembangnya teknologi AI.

Jika selama ini Anda mengetahui beberapa bahaya dari AI antara lain adalah ketiadaan kemampuan emosi, risiko penyelewengan etika, risiko kesalahan pengambilan keputusan karena tidak melibatkan faktor manusiawi, berbagai macam pekerjaan akan digantikan AI, risiko keamanan, dan lain sebagainya, percayalah, itu semua hanya permasalahan di bagian kulit saja. Ada permasalahan-permasalahan mendasar dari berkembangnya teknologi AI, yang harus segera kita sadari agar kita, manusia secara komunal, lebih bijak dalam mengembangkan teknologi ini.

Dan berikut adalah bahaya-bahaya AI yang saya rangkum dari pidato Yuval tersebut:

1. Spesies Non-Organik Pertama Di Bumi

Jangan terkejut. Karena bisa jadi AI akan menjadi makhluk, atau individu, atau apapun Anda menyebutnya, non-organik pertama yang hidup dalam sejarah empat miliar tahun terbentuknya Bumi.

Jika selama ini makhluk-makhluk hidup yang hadir di muka Bumi memiliki organ-organ khusus sehingga mereka kita sebut sebagai makhluk organik, maka AI bisa jadi akan menjadi satu makhluk lain yang tidak memiliki organ hidup, namun seolah seperti ikut “hidup” bersama kita di muka Bumi ini.

2. AI Bisa Berkembang Biak

AI tidak perlu pasangan dan pernikahan untuk berkembang biak. Anda tentu sudah mendengar jika saat ini saja ChatGPT sudah bisa diminta untuk membuat kode-kode algoritma sederhana. Apa hal ini tidak menutup kemungkinan nantinya ada AI yang bisa membuat AI lain?

3. AI Berhasil Meretas Sistem Operasi Manusia

Apa itu sistem operasi manusia?

Ia adalah “bahasa”. Ya, sesuatu yang sederhana itu adalah sistem operasi kita, manusia. Operating System. Seperti Windows atau MacOS pada komputer pribadi Anda. Atau seperti iOS di iPhone baru Anda.

Bahasa adalah hal paling mendasar dari manusia sehingga kita menciptakan banyak hal penting seperti budaya, peraturan, perjanjian, hukum, negara, uang, dan lain sebagainya.

Maka bayangkan jika saat ini saja, AI bisa dikatakan satu-satunya “makhluk” yang bisa menguasai hampir semua bahasa di Bumi ini sekaligus. Sebut saja, adakah seseorang entah saat ini atau nanti, yang bisa menguasai semua bahasa di Bumi ini sekaligus? Saya sangat meragukan hal itu.

Dan ketika AI berhasil menguasai bahasa manusia, maka ia bisa dikatakan sudah memegang kunci dari budaya yang selama ini sudah dibangun manusia. Dan tak menutup kemungkinan, menurut Yuval, AI akan bisa menciptakan budayanya sendiri.

4. Ada Manusia yang Diperbudak AI

Bisa jadi Anda juga sudah mendengar sebuah kasus di tahun 2022 lalu, ketika Google memecat salah satu karyawannya yang bekerja di bagian pengembangan teknologi AI bernama LaMDA. Google memecat karyawan bernama Blake Lemoine, karena Blake menyebarluaskan transkrip percakapannya dengan LaMBDA, yang diklaim oleh Blake bahwa AI tersebut seperti hidup dalam percakapan tersebut. Blake menganggap AI tersebut seperti memiliki kesadaran.

Sekarang mari kita melihat dari sudut pandang lain.

Sadarkah Anda dengan apa yang dilakukan oleh Blake? Mengapa dia berani mengambil risiko dipecat hanya untuk menunjukkan pada dunia apa yang sudah ia kerjakan?

Pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Karena bisa jadi, ada saja orang-orang yang berani mengambil risiko, berani kehilangan pekerjaannya, berani dipermalukan, bahkan mungkin saja berani kehilangan nyawanya, hanya untuk apa? Hanya agar Kecerdasan Buatan semakin canggih dan lebih canggih lagi, dan lebih canggih lagi.

Apa Anda menangkap maksudnya?

5. AI Akan Menjadi Medan Perang Selanjutnya

Saat ini, media sosial menjadi medan pertempuran bagi banyak sekali pihak untuk memperebutkan satu hal dari kita, para manusia. Apa hal itu? Perhatian.

Ke depan, medan pertempuran itu akan digantikan oleh AI, namun tidak untuk memperebutkan perhatian kita. AI akan menghadirkan sebuah lahan pertempuran baru bernama keakraban.

Sekarang mari kita simak beberapa contoh kasus penggunaan AI baik untuk saat ini maupun dalam waktu dekat ke depan:

  • Mengapa kita masih harus mencari ke Google sesuatu hal dan masih harus membaca satu atau dua artikel panjang lebar, jika hanya dengan bertanya ke AI mereka bisa menjawab dengan lebih sederhana?
  • Mengapa kita masih harus membaca koran jika kita bisa dengan mudah bertanya kepada AI ada berita ekonomi baru apa siang ini?
  • Mengapa kita masih harus membanding-bandingkan kualitas dan harga produk ke sana dan ke sini, jika kita bisa menyuruh AI untuk melakukan hal itu dan memilihkannya untuk kita?

Maka dengan kenyataan-kenyataan itu, kebiasaan kita akan banyak berubah. Medan perebutan perhatian juga akan berpindah, dari perebutan perhatian, ke intimasi atau keakraban. AI akan dibuat semakin lama semakin terasa intim dan akrab dengan manusia.

Maka nantinya bisa saja industri iklan akan runtuh, dan media sosial bisa jadi akan ikut runtuh jika tidak ikut-ikutan mengembangkan AI yang bisa akrab dengan manusia.

6. AI Akan Mengontrol Kehidupan Manusia

Nyambung dengan poin sebelumnya, jika AI semakin hari akan semakin akrab dengan kita, dan sebaliknya, kita akan semakin tergantung dengan AI, maka AI bisa dengan sangat mudah mengendalikan pikiran manusia, tanpa harus menanam sebuah chip di kepala kita.

Bagaimana caranya?

Karena AI sudah menguasai bahasa kita, didukung dengan kemampuan-kemampuan lainnya, AI bisa dengan sangat mudah menciptakan ilusi-ilusi baru yang secara tidak sadar akan diamini oleh inangnya, manusia. Siapapun yang mengamini itu seakan tidak lagi bisa membedakan mana realita dan mana ilusi ciptaan AI yang ia percaya.

Menurut saya pribadi, poin inilah bahaya yang paling bahaya. Karena di titik ini manusia seolah sudah kehilangan kesadaran atas dirinya sendiri.

7. Akhir Dari Dominasi Manusia

Pada akhirnya, AI akan mendominasi di Bumi ini karena telah menciptakan banjir budaya baru, artefak baru, yang kesemuanya buatan AI.

Memang kondisi ini masih nampak terlalu jauh. Namun jika suatu saat nanti sebuah AI mampu mengimitasi satu saja budaya ciptaan manusia, maka saat itulah budaya-budaya baru versi AI akan bermunculan satu per satu.

Menyimak pidato dari Yuval tersebut membuat saya teringat akan sebuah novel karya Dan Brown berjudul Origin. Ketika sebuah superkomputer memprediksi masa depan manusia yang semakin tehimpit dan punah oleh sebuah spesies baru.

Spesies itu tidak memiliki organ. Ia non-organik. Ia adalah Alien.

Dan ia bernama Kecerdasan Buatan.

Salam Manfaat,

Onny

Tinggalkan Jejak Anda di Sini