Jika Anda bercita-cita menjadi Orang Sukses, sebelum Anda berjuang mengejar cita-cita itu, sebelum Anda lanjutkan kerja keras Anda untuk mencapainya, sebaiknya Anda simak dahulu apa kunci menjadi orang sukses, menurut seorang dokter ahli bedah saraf ini.
Bagaimana? Apakah Anda tidak setuju dengan pendapat dia? Apakah Anda menganggap orang ini konyol? Ataukah justru Anda mulai merasa “apa benar begitu” karena Anda merasa Anda belum sukses? Ataukah Anda justru bertanya “ngapain saya harus memikirkan ungkapan orang itu,” jika Anda ke sini sebenarnya hanya ingin tahu apa isi buku The Story of Yeoh Tiong Lay?
Tapi itulah yang ingin saya ungkap. Saya ingin membahas pernyataan dr. Ryu Hasan yang cukup kontroversial itu, dengan cara membedah: kebetulan-kebetulan apa yang dialami oleh Dato’ Sri Yeoh Tiong Lay, sehingga ia menjadi sukses sedemikian rupa, hingga berhasil membuka lapangan kerja begitu besar di Malaysia, hingga menyeberang ke sini, Indonesia, yang mana saya bekerja di salah satu perusahaannya.
Jika Anda orang Indonesia, saya sarankan Anda mencari sendiri di peramban Anda siapakah Dato’ Sri Yeoh Tiong Lay ini. Dan jika Anda orang Malaysia, saya ingin berucap, selamat datang di blog saya. Saya ucapkan terimakasih banyak sudah mampir ke sini.
Jadi, kebetulan-kebetulan yang dialami oleh Dato’ Sri Yeoh Tiong Lay (selanjutnya akan saya tulis dengan singkatan YTL), di buku biografi limited edition ini, diceritakan dengan sangat runut, sangat baik, dan cukup menegangkan serasa membaca sebuah naskah film thriller-drama berlatar belakang perang dunia kedua.
Maka untuk mempermudah, kebetulan-kebetulan YTL itu akan saya bagi menjadi beberapa bagian.
Kebetulan 1: Orang Tua yang Gigih
Ayah YTL adalah seorang imigran asal dataran Cina yang sempat merantau ke Singapura untuk bekerja dan belajar berbisnis ke seorang kerabatnya di sana, sebelum akhirnya pindah ke Klang, Malaysia.
YTL lahir di kota itu di tahun 1928, sebelum kemudian di usia tiga tahun ayahnya memboyong seluruh keluarga ke Kuala Selangor. Sekalipun ayahnya membangun kediaman dari nol di daerah hutan mangrove dan rawa-rawa, namun YTL tumbuh seiring bersamaan dengan semakin suksesnya bisnis sang ayah. Ayah beliau juga sangat mengedepankan pendidikan. Maka YTL, kedua kakak laki-lakinya, dan semua adik-adiknya disekolahkah di sekolah Cina setempat yang kental dengan kultur Konfusianisme.
Dari buku biografi ini, saya menangkap kebetulan pertama yang bisa dikatakan keberuntungan bagi YTL, berupa sebuah privilage, karena lahir dari keluarga pengusaha yang cukup sukses. Ini terbukti dengan adanya satu foto beliau di usia sekolah, bersama kepala sekolah dan beberapa teman, yang nampak dalam kondisi (fisik) sangat baik, dengan pakaian sangat rapi, beralas kaki sepatu, dan berambut klimis. Tentu ini satu hal yang tidak semua orang bisa melakukannya di masa itu.
Dan satu indikator sukses bisnis ayahnya ketika itu ialah, ketika ayahnya berhasil membeli dua truk Mercedes Benz berkapasitas masing-masing lima ton. Truk yang kemudian beliau sebut sebagai “Truk Keberuntungan” itu, kemudian menjadi saksi bisu kekejaman pendudukan Jepang, sehingga menjadikan masa itu sebagai kebetulan kedua paling berharga bagi YTL.
Kebetulan 2: Pendudukan Jepang atas Malaysia
Salah satu tanda pecahnya Perang Dunia II adalah terjadinya invasi Jepang ke berbagai negara di kawasan Asia. Tak terkecuali kawasan Malaysia yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris. Pendudukan ini pun merubah drastis kehidupan keluarga YTL. Dan bisa dikatakan, inilah momen pembelajaran terpenting bagi YTL.
Kehidupan ekonomi keluarga memburuk. YTL tidak bisa melanjutkan sekolah. Salah satu truk dirampas Jepang, beruntung satu yang lain berhasil disembunyikan di dalam hutan, yang kemudian menjadi modal keluarga untuk bisa bertahan hidup di tengah kejamnya penjajahan Jepang.
Disebutkan di buku biografi tersebut, sekalipun salah satu truk berhasil disembunyikan dari otoritas Jepang, namun ketika truk itu dioperasikan, truk itu dipaksa sehingga hanya bisa digunakan untuk melayani kebutuhan transportasi barang-barang kebutuhan pendudukan Jepang. Awalnya Jepang menjanjikan akan mengganti biaya bahan bakar solar truk, namun itu tidak terjadi, sehingga dengan terpaksa ayah YTL menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar truk.
Masalah muncul ketika kedua kakak laki-laki YTL yang sebelum pendudukan Jepang sempat bersekolah setaraf SMA di Klang dan Kuala Lumpur, dituduh terlibat dalam gerakan anti-Jepang. Keluarga YTL diancam agar mau menyerahkan kedua kakak YTL tersebut, atau jika tidak mau, maka semua anggota keluarga harus ditangkap oleh otoritas Jepang.
Namun rupanya, fitnah itu datang dari pihak tak bertanggung jawab yang ternyata berniat untuk memeras keluarga YTL dengan membuat laporan palsu kepada otoritas Jepang. Pihak tersebut meminta sejumlah uang tebusan sangat besar agar laporan tersebut ditarik.
Maka dengan terpaksa, ibu YTL harus merelakan tabungan yang ia sembunyikan untuk membayar pemeras tersebut. Sehingga tuduhan itu akhirnya ditarik oleh otoritas Jepang. Namun ayah YTL cukup cerdik dengan tidak mau mengambil resiko, sehingga kedua kakak YTL dikirim ke tempat tersembunyi cukup jauh agar tidak lagi menjadi sasaran fitnah lain.
Masalah belum selesai sampai di situ.
Kondisi kesehatan ayah YTL tiba-tiba menurun. Padahal ekonomi keluarga sangat bergantung kepadanya. Di sinilah tempaan mental bagi Yeoh Tiong Lay kecil berawal.
YTL yang ketika itu masih berusia sekitar 14 tahun, memberanikan diri untuk menggantikan posisi ayahnya untuk memimpin usaha transportasi barang. Itu terpaksa harus dilakukan mengingat kedua kakak laki-laki YTL masih harus bersembunyi dari otoritas Jepang. Ibu YTL yang awalnya khawatir, terpaksa harus melepaskan anak itu.
Pada masa ini, YTL mendapatkan banyak sekali pelajaran mental dan hidup. Bagaimana dia harus mengoordinasi barang yang harus ditransportasikan oleh truknya, bagaimana ia harus mengahadapi perjalanan di tengah alam liar, bagaimana ia bertemu dengan orang lain, lalu yang terpenting bagaimana ia harus menghadapi penjagaan otoritas Jepang di berbagai pos pemeriksaan. Beruntung, YTL punya perawakan yang tinggi di atas rata-rata anak seusianya, sehingga ia tidak terlalu dicurigai sebagai anak-anak seusianya.
Kebetulan kedua inilah yang menurut saya menjadi salah satu pelajaran penting bagi YTL. Sehingga di usianya yang masih belia ia sudah memiliki mental baja yang sangat kuat, pantang menyerah, berani, sekaligus cerdik. Terutama ketika ia bercerita jika pada saat ia mengendalikan bisnis ini, ia beberapa kali sukses menyelundupkan beras, bahan makanan pokok bagi banyak orang, namun otoritas Jepang menganggap komoditas itu sebagai barang ilegal yang diperdagangkan oleh masyarakat jajahannya.
Kebetulan 3: Menjadi Salah Satu Pendiri SMA Swasta Cina Pertama di Klang
Selepas menyerahnya Jepang atas Sekutu, wilayah Malaysia kembali menjadi koloni Inggris. Kehidupan kembali normal. YTL melanjutkan sekolah menengahnya yang sempat tutup.
Namun keadaan tak terduga memicu polemik baru. Kepala sekolah menengah Cina itu tiba-tiba dicopot tanpa alasan yang jelas. YTL bersama teman-temannya, yang baru saja terlepas dari cengkeraman kejam penjajahan Jepang, tidak mau lagi mengalami hal-hal yang beraroma penindasan apapun bentuknya. Mereka pun memprotes keputusan pemerintah itu dengan cara sangat cerdas. Tidak ada anarkis, tidak ada kekerasan, hanya protes yang cerdas dengan menanyakan secara langsung melalui perwakilan para siswa yang tentu saja salah satunya adalah YTL, kepada pihak otoritas yang berwenang. Namun karena mereka tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, maka dua langkah yang dilakukan oleh YTL dan teman-temannya berikut ini, menurut saya pribadi, patut diacungi empat jempol.
Yang pertama, para siswa melakukan konverensi pers, untuk membangun opini di masyarakat luas, sehingga mereka percaya jika apa yang dilakukan oleh para pelajar tersebut adalah benar. Menurut saya pribadi, ini merupakan langkah cerdas di masa itu untuk memenangkan opini masyarakat luas.
Langkah kedua yang menarik dilakukan oleh para siswa tersebut adalah, mereka sepakat untuk membuat sekolah swasta Cina sendiri, dan mengajak para murid dari sekolah sebelumnya agar mau masuk ke sekolah tersebut.
Ini tentu langkah yang sangat berani. Namun singkat cerita, setelah melakukan berbagai lobby kepada para orang tua siswa, pengumpulan dana, menyewa tempat, merenovasi sendiri tempat yang disewa itu menjadi kelas-kelas, akhirnya sekolah swasta itu dibuka dengan sangat khidmat dan sukses.
Di kemudian hari, YTL aktif membentuk dan mengikuti berbagai ekstrakurikuler, serta menjadi ketua organisasi siswa sekolah tersebut untuk pertama kalinya.
Pengalaman berharga ini kembali menjadikan Yeoh Tiong Lay muda memiliki jiwa kepemimpinan, lobbying, cerdas, dan yang terpenting adalah pengalaman mengkoordinasi ratusan teman-temannya untuk mau bahu-membahu membangun sekolah baru. Menurut saya, kebetulan ketiga ini adalah kesempatan yang sangat jarang bisa dialami oleh semua orang.
Kebetulan 4: Menjadi Kontraktor Bukanlah Kemauan Sendiri
Singkat cerita, di tahun 1950, salah satu cabang bisnis tambang ayah YTL yang dipimpin oleh salah seorang sepupu YTL di daerah Bukit Jugra berturut-turut mengalami kerugian hingga $1000 per bulan. Hal ini membuat bisnis keseluruhan ayah YTL terdampak.
Inilah momen awal YTL terjun ke dunia bisnis nyata, setelah ia meyakinkan ayahnya sendiri bahwa ia pasti bisa memperbaiki keadaan.
Benar saja, setelah beberapa saat YTL pusing mencari cara memperbaiki keadaan, ia pun mendapatkan ide untuk memperbaiki bisnisnya. Jika ia bisa mendapatkan ijin dari otoritas Public Works Department (PWD) dari pemerintahan kolonial Inggris agar diperbolehkan untuk menambang dan menyimpan satu saja bahan tambang, lalu menjualnya kembali, ia yakin akan bisa memperbaiki keuangan.
Benar saja, setelah mendapatkan ijin dari PWD, dan melaksanakan rencananya, keuangan bisnisnya jauh membaik. Hingga akhirnya YTL secara rutin bisa mengirimkan laba usaha ke ayahnya.
Tak cukup sampai di situ. Seringnya YTL berkomunikasi dengan otoritas PWD, dan bagaimana YTL berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kepercayaan PWD, maka pihak PWD menjadi semakin terkesan dengan YTL.
Maka di suatu ketika, salah seorang pegawai PWD menyarankan kepada YTL agar ia mengajukan ijin untuk menjadi kontraktor grade paling rendah, untuk kebaikan YTL sendiri. Jika YTL bersedia, pegawai otoritas PWD itu sendiri yang akan memberikan rekomendasi bagi YTL agar pengajuannya disetujui.
Awalnya YTL ragu dengan saran pria tersebut. Karena ia belum pernah tahu dunia bisnis kontraktor sama sekali. Namun setelah pria itu meyakinkan YTL, maka YTL bersedia untuk menuruti saran pria itu.
Di sinilah awal perjalanan YTL sebagai pebisnis kontraktor bermula. Awal yang menjadi satu langkah penting bagi YTL sehingga ia di masa depan akan menjadi pengusaha kontraktor besar.
Dan apakah Anda sadar? Jika awal dari langkah YTL untuk membangun kerajaan bisnis kontraktor raksasa itu ternyata hanya sebuah kebetulan saja.
Apakah ada faktor kerja keras?
Tentu saja. Bahkan tidak hanya kerja keras. Jika boleh saya pilih diksi lain, meskipun sudah kaya, YTL seperti punya prinsip tidak takut miskin.
Hal itu terjadi ketika badai krisis ekonomi menghantam dunia di tahun 1972. Ketika itu dunia tiba-tiba dilanda krisis energi, yang mengakibatkan harga-harga barang impor meningkat drastis. Tak terkecuali bahan baku konstruksi seperti baja dan lain sebagainya yang naik lebih dari 100%.
Banyak kontraktor tumbang ketika itu. Bagaimana tidak. Nilai kontrak yang sudah ditentukan di awal, tidak akan bisa mencukupi harga bahan baku yang melambung itu. Maka jelas semua kontraktor akan mengalami kerugian jika melanjutkan proyeknya.
Namun menurut Anda apa yang dilakukan oleh YTL?
Ya, YTL melanjutkan pembangunan proyeknya ketika itu yang ada lima proyek medium, meskipun ia tahu akan mengalami kerugian besar. YTL terpaksa membobol tabungannya, menjual aset-asetnya, dan bekerja hampir tanpa tidur.
Hal itu ia lakukan semata-mata untuk menjaga satu hal. Reputasi dan integritasnya.
Tak ayal. Perjuangannya di fase inilah yang kemudian menjadi titik lompatan lebih tinggi bisnis YTL. Karena setelah fase krisis tersebut lewat, beliau semakin dipercaya oleh pemerintahan Malaysia, bahkan hingga tingkatan Perdana Menteri. Hal itu ditandai dengan dipercayainya YTL oleh PM Malaysia ketika itu, Mahathir Mohamad, untuk membangun sebuat resort mewah di Pangkor Laut.
Sejak masa itu, YTL terus bertumbuh dan semakin besar. Itu semua tentu berkat kerja kerasnya, integritasnya, kejujurannya, serta yang pasti kebetulan-kebetulan hebat yang ia alami sepanjang perjuangannya.
Jadi, apakah faktor kebetulan itu hanya terjadi di orang-orang tertentu saja?
Saya berani menjawab dengan tegas: TIDAK! Kebetulan yang mendukung kesuksesan kita, sangat bisa kita datangkan ke diri kita. Bagaimana caranya? InsyaAllah akan saya bahas di kesempatan yang lain.
Salam Manfaat,
Onny