Bukan Dan Brown namanya jika ia menulis novel tanpa dibumbui kontroversi. Tak terkecuali novel terbaru karyanya berjudul Origin. Kali ini Dan Brown berusaha mengusik kepercayaan kita tentang bagaimana asal-usul kita, dan bagaimana takdir kita di masa depan.
Dari awal membaca bab prolog novel ini saja saya sudah merasa getir. Bahkan saya khawatir, klimaks dari Origin akan segetir Inferno. Apa yang berusaha diangkat oleh Dan Brown seakan benar-benar akan mengguncang iman setiap manusia beragama di dunia. Apalagi di bab-bab awal novel ini, Brown berani mengangkat tokoh-tokoh dengan latar agama Islam, Kristen, dan Yahudi sekaligus.
Gaya penulisan Brown memang, saya akui, HEBAT! Dia selalu berhasil menggabungkan berbagai disiplin ilmu yang mungkin jika kita harus membacanya dari buku lain, kita akan bosan. Tapi Brown selalu berhasil mengangkat berbagai karya seni, tempat-tempat bersejarah, bangunan-bangunan artistik, hingga sains-sains modern, meramu menjadi sebuah sajian dengan runtutan yang luar biasa.
Saya terkadang justru tertegun … Jangan-jangan Dan Brown ini bisa menggandakan diri untuk selalu bisa menulis novel hebat. Hehehee..
Brown dengan cerdas akan membuat Anda selalu penasaran dengan hal “kontroversi” apa yang berusaha ia ungkapkan melalui novel ini. Dengan plot cerita yang beragam, dari banyak arah, membuat novel ini sangat kaya. Tidak akan membuat Anda terbersit sedikitpun ingin berhenti untuk membacanya.
Satu hal yang menjadi ciri khas novel Dan Brown adalah, Anda akan kesulitan memisahkan antara hal-hal yang nyata di dalam Novel dengan hal-hal yang fiksi. Itu karena kemampuan hipnotic writing Brown yang harus diakui, sangat hebat! Satu kunci penting dari kemampuannya tersebut adalah sebuah ungkapan sederhana yang selalu ia tuliskan di halaman awal novel:
Fakta:
Semua karya seni, arsitektur, lokasi, sains, dan organisasi keagamaan dalam novel ini nyata.
Sebuah pernyataan sederhana, jelas, namun akan membius setiap pembaca sehingga lupa bahwa alur cerita dari novel tersebut adalah fiksi.
Sekilas mengenai novel ini, kali ini Robert Langdon berpetualang di Spanyol untuk memenuhi undangan mantan mahasiswa sekaligus sahabatnya Edmond Kirsch. Kirsch yang seorang ilmuwan atheis yang nyentrik, menyatakan bahwa ia berhasil mengungkap bagaimana awal mula kehidupan di Bumi serta apa yang akan terjadi di masa depan. Kirsch mengadakan presentasi megah di Spanyol yang juga dihadiri oleh Langdon. Namun yang terjadi justru menggemparkan, Kirsch terbunuh sesaat ketika akan memaparkan temuannya. Pembunuhan Kirsch yang ditonton secara tragis oleh jutaan pemirsa di dunia, meninggalkan teka-teki tetang apa yang ditemukannya.
Langdon yang sempat menemui Kirsch sesaat sebelum perhelatan, merasa punya tanggung jawab moral untuk melanjutkan apa yang ingin Kirsch sampaikan kepada dunia. Dibantu oleh calon Ratu Spanyol dan sebuah kecerdasan buatan karya Kirsch, Langdon berusaha mengungkap hal tersebut. Tak ayal, Langdon yang dianggap berbahaya menjadi sasaran pembunuh bayaran selanjutnya.
Tentu saja Langdon berhasil melanjutkan misi Kirsch, namun saya yakin, ending novel ini tidak akan sesuai dengan apa yang Anda harapkan. Masih getir sig, tapi bukan getir yang itu…
Penasaran?
Selamat membaca! 😊