Saya tidak bisa tidur. Pikiran saya terus berputar. Buku ini wajib saya praktekan!
Membaca buku ini seperti menemukan banyak jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada di kepala saya. Semenjak berniat lompat kuadran, berbagai informasi yang saya serap dari berbagai buku dan para mentor benar-benar membuat kepala pening. Psikologi konsumen, WOW Marketing, #MO, ketiga pokok permasalahan marketing itu seperti saling membelit dan mengunci. Jika berhasil diuraikan, pasti strategi marketing yang paling pas bisa saya dapatkan. Dan ternyata, buku berjudul Contagious ini menjadi salah satu jawabannya.
Contagious jika diartikan ke Bahasa Indonesia adalah menular atau getok tular. Apa bedanya dengan viral? Viral lebih terjadi di dunia maya. Sedangkan getok tular terjadi di dunia nyata, dimana suatu gagasan atau produk menjadi buah bibir banyak orang.
Ada satu fakta unik yang diungkap oleh Jonah Berger, sang penulis buku ini. Ia mengungkap sebuah kenyataan bahwa komunikasi yang kita lakukan melalui jalur online (baik telepon, internet, sms, dll) hanya sebanyak 7% dari keseluruhan aktifitas komunikasi kita.
What?! Seriously?! Seharian megang hape cuman dihargai 7% doang?
Ya! Begitulah faktanya. Sesuai dengan yang diungkap Berger dari sebuah hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu Berger menganggap — dan saya setuju — bahwa pembicaraan secara offline, mengobrol dengan orang lain, membicarakan sesuatu, masih menjadi sesuatu yang berpengaruh di kehidupan kita. Membicarakan kecelakaan antara bus dan truk yang terjadi di jalan raya depan rumah Anda masih menjadi buah bibir yang menarik untuk Anda ceritakan kepada rekan kerja Anda.
Maka dari itu, memiliki gagasan, produk, atau bahkan toko yang bisa menjadi buah bibir di masyarakat sekitar area toko tentu akan menjadi model marketing yang sangat hebat. Itulah yang dibahas di buku ini.
Contagious: Rahasia di Balik Produk dan Gagasan yang Populer, membahas dengan amat sangat bagus, apa-apa yang Anda butuhkan untuk membuat produk, gagasan, atau apapun yang Anda inginkan menjadi buah bibir manis di masyarakat.
Berger menjelaskan ada enam hal kunci yang menjadi syarat agar sebuah gagasan atau apapun menarik untuk dijadikan buah bibir:
- Social Currency (Mata Uang Sosial)
- Triggers (Pemicu)
- Emotion (Emosi)
- Public (Umum)
- Practical Value (Nilai Praktis)
- Stories (Cerita/Narasi)
Berger menyingkatnya menjadi STEPPS agar kita lebih mudah mengingatnya.
Keenam hal tersebut tidak harus dipenuhi semua agar sebuah gagasan bisa menjadi buah bibir yang viral. Cukup satu, dua, atau tiga, atau kalau bisa keenam-enamnya. Karena disebutkan jika sebuah ide memenuhi keenam sifat tersebut, maka kemungkinan untuk digetoktularkan secara alami akan semakin besar.
Lalu apa sajakah maksud dari keenam syarat di atas? Sayang sekali saya tidak ingin menjelaskan lebih detail, karena tentu saja akan lebih mandes kalau Anda membaca langsung buku ini. Tapi setidaknya secara singkat Anda bisa membaca dari sebuah ilustrasi di bawah ini yang saya ambil langsung dari blog Jonah Berger.
Yang selalu ada dibenak saya ketika membaca buku ini adalah bahwa isi dari buku ini seakan berhasil menjadi titik temu antara WOW! Marketing yang dipopulerkan oleh Hermawan Kartajaya, dengan #MO dari Prof. Rhenald Kasali.
Bagaimana bisa membuat WOW konsumen, dijawab di buku ini. Bahkan saya merasa buku ini lebih mengena, karena Berger selalu menyoroti sisi psikologis konsumen.
Semua teori yang diungkap di buku ini berdasarkan hasil riset yang kredibel. Bukan hanya berdasarkan gagasan atau ide saja yang ambyar, namun selalu didukung oleh berbagai riset yang sangat bermutu.
Maka dari itu, saya benar-benar ingin mempraktekkan STEPPS. Dan semoga selalu berhasil! Aamiin..
Salam Dahsyat! 👊